Ketua DKM: "Pak Bendahara, bagaimana laporan keuangan untuk bulan ini? Jamaah sudah mulai menanyakan kapan bisa melihat laporan terbaru."

Bendahara: "Wah, ini yang jadi masalah, Pak Ketua. Laporan keuangan belum selesai. Aplikasi akuntansi yang kita gunakan ternyata sulit sekali diadaptasi untuk kebutuhan masjid kita."

Sekretaris: "Kenapa begitu, Pak? Apa yang membuatnya sulit?"

Bendahara: "Banyak sekali kendalanya. Aplikasi ini sebenarnya dirancang untuk bisnis, bukan untuk masjid. Misalnya, saya kesulitan mencatat dana Zakat, Infak, Sedekah, dan Wakaf karena semuanya harus dimasukkan ke dalam satu kategori umum. Padahal, masing-masing dana itu punya pengelolaan yang berbeda. Tidak ada fitur khusus yang mempermudah kita memisahkan jenis dana ini."

Ketua DKM: "Kalau untuk pembagian Zakat, seperti bagian untuk Amil atau Mustahik, apakah aplikasi ini bisa membantu?"

Bendahara: "Itu juga masalah, Pak. Tidak ada sistem yang otomatis membagi sesuai syariat. Jadi, saya harus hitung manual setiap kali ada pengeluaran. Kalau ada kesalahan sedikit saja, dampaknya besar. Apalagi untuk pelaporan ke jamaah."

Sekretaris: "Bagaimana dengan pencatatan jamaah yang rutin berinfak atau menabung untuk kurban? Ada fitur untuk itu?"

Bendahara: "Tidak ada, Pak. Saya terpaksa membuat catatan terpisah di luar aplikasi, padahal itu kan memakan waktu dan bisa saja datanya tidak sinkron. Bahkan untuk kegiatan Idul Adha, seperti pencatatan pembagian daging kurban, aplikasi ini sama sekali tidak mendukung."

Ketua DKM: "Wah, berarti kita selama ini memaksakan aplikasi yang sebenarnya tidak cocok. Saya juga perhatikan, laporan-laporan yang dihasilkan terlalu teknis, dengan istilah bisnis yang jamaah kita belum tentu paham."

Bendahara: "Betul, Pak. Laporan-laporannya pakai istilah seperti 'laba rugi' atau neraca, padahal yang kita butuhkan adalah laporan sederhana yang transparan dan mudah dimengerti." 

Ketua DKM: "Jadi, apa ada solusi yang lebih sesuai dengan kebutuhan masjid kita?"

Sekretaris: "Ada, Pak. Kita bisa pakai *Maslam. Aplikasi ini memang dirancang khusus untuk kebutuhan masjid. Semua masalah yang tadi disebutkan sudah diatasi di Maslam. Mulai dari pencatatan ZISWAF yang terpisah, pembagian dana secara otomatis, pencatatan jamaah, hingga fitur tabungan kurban dan menu khusus untuk kegiatan Idul Adha."*

Ketua DKM: "Bagaimana dengan laporan keuangannya? Apakah lebih sederhana?"

Sekretaris: "Laporannya jauh lebih relevan dan mudah dipahami oleh jamaah. Tidak ada istilah-istilah bisnis yang membingungkan. Selain itu, semua data tersimpan di cloud, jadi aman meskipun perangkat kita rusak."

Bendahara: "Itu terdengar seperti solusi yang kita butuhkan, Pak Ketua. Saya sudah lelah dengan aplikasi akuntansi biasa yang tidak cocok untuk masjid."

Ketua DKM: "Baik, kita daftarkan masjid kita segera. Ini demi kebaikan administrasi kita dan juga transparansi ke jamaah."

Sekretaris: "Untuk memulai, kita bisa unduh Maslam Mobile langsung dari Google Play Store di link ini:  https://play.google.com/store/apps/details?id=com.maslam.maslambackendapp. Sangat mudah digunakan, bahkan dari HP."

Ketua DKM: "InsyaAllah ini menjadi langkah besar untuk memajukan pengelolaan masjid kita."

Bendahara: "Aamiin. Semoga ini menjadi solusi yang berkah untuk kita semua."


Kunjungi kami di maslam.id