Tentu saja, mencatat data masjid di buku adalah langkah yang sangat canggih. Bayangkan saja, setiap transaksi ZISWAF, laporan keuangan, data jamaah, hingga aset masjid tersimpan dengan aman di... tumpukan kertas yang mudah sobek, basah, atau bahkan hilang. Tidak ada yang lebih aman daripada itu, bukan?  

Selain itu, mencatat di buku juga memberikan kesempatan emas untuk melatih ketelitian pengurus masjid. Salah tulis? Tinggal coret-coret sampai halaman penuh tinta, atau sobek saja halamannya. Ketika laporan perlu dicari? Tidak masalah, cukup habiskan waktu berjam-jam membolak-balik halaman buku hingga menemukannya—sungguh pengalaman yang penuh keberkahan dan kesabaran.  

Dan yang paling seru dari metode ini: hanya Anda yang tahu! Pengurus lain? Jamaah? Mereka tidak perlu tahu apa pun. Laporan mingguan? Untuk apa. Transparansi? Itu overrated. Kalau ada yang bertanya, tinggal jawab, “Datanya ada di buku, tapi nanti ya, saya belum sempat cari.” Praktis sekali, bukan?  

Bahkan lebih menakjubkan lagi, tradisi ini memungkinkan Anda memegang kendali penuh. Tidak ada yang bisa memverifikasi, tidak ada yang bisa mempertanyakan. Zakat, infak, wakaf? Biarkan tetap menjadi rahasia kecil di antara Anda dan... buku Anda. Bayangkan kekuasaan luar biasa yang bisa Anda miliki berkat tumpukan kertas yang hanya Anda yang bisa memahaminya.  

Belum lagi, dengan menggunakan buku, kita bisa terus menghidupkan tradisi manual yang sudah berusia ratusan tahun. Apa perlunya teknologi seperti komputer atau aplikasi Maslam yang katanya bisa menghubungkan pengurus masjid, menyediakan akses transparan untuk jamaah, dan memastikan data tersimpan aman di cloud? Masa depan kita tetap ada di tangan buku yang mungkin saja dimakan rayap atau tercecer entah di mana.  

Jadi, mari teruskan kebiasaan mencatat data masjid di buku. Kalau ada yang menyarankan solusi modern seperti Maslam, dengan fitur-fitur canggih seperti database jamaah, pengelolaan ZISWAF yang terintegrasi, dan akses data real-time untuk semua pengurus, abaikan saja. Bukankah lebih seru kalau hanya satu orang yang tahu segalanya?  

Mari kita rayakan efisiensi nol persen dan eksklusivitas total yang ditawarkan oleh pencatatan manual. Karena hidup tanpa transparansi itu jauh lebih menantang. ????


Kunjungi kami di maslam.id